Sekitar dua tahun lalu, produser Resika Tikoalu bertemu dengan sutradara Muhammad Yusuf di sebuah festival film. Pertemuan itu meninggalkan kesan yang cukup mendalam dari sisi kreatif.
Yusuf kemudian menawarkan lima proposal film dari berbagai macam genre, hingga akhirnya tema horor yang dipilih untuk diproduksi. Yusuf memang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh teror seperti 'Angker', 'The Witness', 'Kemasukan' dan sebagainya.
Tak butuh waktu lama hingga akhirnya 'The Curse' melakukan pengambilan gambar pertama di Melbourne, Australia, pertengahan 2016.
"Syutingnya di winery, Thousand Candles. Ada peternakan, dua danau luas, dan dikelilingi hutan," kata Resika saat jumpa pers di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Proses produksi dirasa cukup menantang. Mulai dari pengurusan izin, logistik hingga faktor cuaca. Ditambah pengambilan gambar yang mayoritas dilakukan malam hari dengan suhu yang dingin.
"Yang paling ngeri, mungkin pas suatu malam ada storm hujan angin, pintu kaca itu pecah berkeping-keping, tapi kerangkanya masih ada. Sampai harus mindahin kru," ujar Resika.
Yusuf menambahkan, proses kreatif dalam menggarap 'The Curse' memiliki penanganan yang berbeda. Dia harus meramu cerita tentang tokoh WNI yang hidup dengan budaya Barat sebagai pengacara, tetapi masih terikat dengan sisi mistis di negara asalnya, Indonesia.
Selain itu keindahan visual yang 'berbeda' dari film horor Indonesia kebanyakan, menjadi nilai plus tersendiri.
"Film ini enggak cuma mengandalkan seram, tapi beauty scene biar enggak terlalu stres nontonnya. Jalan cerita juga harus memadukan soal mistis dengan lawyer sebagaimain character," ucap Yusuf.
Ucapan terima kasih diberikan tim produksi kepada pemerintah Victoria, yang membantu proses perizinan selama pengambilan gambar di Melbourne dan sekitarnya. Menurut Brett Stevens yang turut hadir saat jumpa pers, wilayah Victoria memiliki komunitas Indonesia yang kuat.
Selain itu, kerjasama tersebut bisa membuka kesempatan memperlihatkan keindahan kawasan Victoria secara luas kepada penonton di Indonesia.
"Kita juga melihat kesempatan untuk komunitas filmnya. Ini adalah langkah pertama untuk kerjasama. Saya juga ingin melakukan aktivitas seperti ini di kemudian hari," ucap Brett.
'The Curse' mulai tayang di bioskop hari ini, Kamis (27/4). Rencananya film ini juga akan mendapat kesempatan tayang di Malaysia dan Inggris.
"Got offer from them, dan tinggal 1 persen lagi persiapannya," kata Resika. Namun dia belum bisa mengungkapkan dengan detail proses distribusinya, termasuk soal jadwal rilis di kedua negara tersebut.
Sebelumnya 'The Curse' juga melakukan pemutaran khusus di Melbourne, yang disaksikan tamu undangan dari berbagai kalangan. Banyak dari penonton penasaran dengan kemungkinan sekuel.
"Sekarang masih penggarapan skenario," kata Yusuf menjawab pertanyaan tersebut.
Sumber : https://today.line.me/id/article/2d32d056c7782973815dfa47da7235e417ab50179d5e2f1273a8dd63c7d7d7be
Yusuf kemudian menawarkan lima proposal film dari berbagai macam genre, hingga akhirnya tema horor yang dipilih untuk diproduksi. Yusuf memang dikenal lewat karya-karyanya yang penuh teror seperti 'Angker', 'The Witness', 'Kemasukan' dan sebagainya.
Tak butuh waktu lama hingga akhirnya 'The Curse' melakukan pengambilan gambar pertama di Melbourne, Australia, pertengahan 2016.
"Syutingnya di winery, Thousand Candles. Ada peternakan, dua danau luas, dan dikelilingi hutan," kata Resika saat jumpa pers di Djakarta Theater, Jakarta Pusat.
Proses produksi dirasa cukup menantang. Mulai dari pengurusan izin, logistik hingga faktor cuaca. Ditambah pengambilan gambar yang mayoritas dilakukan malam hari dengan suhu yang dingin.
"Yang paling ngeri, mungkin pas suatu malam ada storm hujan angin, pintu kaca itu pecah berkeping-keping, tapi kerangkanya masih ada. Sampai harus mindahin kru," ujar Resika.
Yusuf menambahkan, proses kreatif dalam menggarap 'The Curse' memiliki penanganan yang berbeda. Dia harus meramu cerita tentang tokoh WNI yang hidup dengan budaya Barat sebagai pengacara, tetapi masih terikat dengan sisi mistis di negara asalnya, Indonesia.
Selain itu keindahan visual yang 'berbeda' dari film horor Indonesia kebanyakan, menjadi nilai plus tersendiri.
"Film ini enggak cuma mengandalkan seram, tapi beauty scene biar enggak terlalu stres nontonnya. Jalan cerita juga harus memadukan soal mistis dengan lawyer sebagaimain character," ucap Yusuf.
Ucapan terima kasih diberikan tim produksi kepada pemerintah Victoria, yang membantu proses perizinan selama pengambilan gambar di Melbourne dan sekitarnya. Menurut Brett Stevens yang turut hadir saat jumpa pers, wilayah Victoria memiliki komunitas Indonesia yang kuat.
Selain itu, kerjasama tersebut bisa membuka kesempatan memperlihatkan keindahan kawasan Victoria secara luas kepada penonton di Indonesia.
"Kita juga melihat kesempatan untuk komunitas filmnya. Ini adalah langkah pertama untuk kerjasama. Saya juga ingin melakukan aktivitas seperti ini di kemudian hari," ucap Brett.
'The Curse' mulai tayang di bioskop hari ini, Kamis (27/4). Rencananya film ini juga akan mendapat kesempatan tayang di Malaysia dan Inggris.
"Got offer from them, dan tinggal 1 persen lagi persiapannya," kata Resika. Namun dia belum bisa mengungkapkan dengan detail proses distribusinya, termasuk soal jadwal rilis di kedua negara tersebut.
Sebelumnya 'The Curse' juga melakukan pemutaran khusus di Melbourne, yang disaksikan tamu undangan dari berbagai kalangan. Banyak dari penonton penasaran dengan kemungkinan sekuel.
"Sekarang masih penggarapan skenario," kata Yusuf menjawab pertanyaan tersebut.
Sumber : https://today.line.me/id/article/2d32d056c7782973815dfa47da7235e417ab50179d5e2f1273a8dd63c7d7d7be